Sabtu, 06 Juli 2013

PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA

Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam suatu kelompok masyarakat. Beberapa ahli menyamakan istilah penyimpangan sosial dengan sikap antisosial. Antisosial dapat diartikan sebagai suatu bentuk sikap yang cenderung bertentangan dengan kebiasaan masyarakat di mana ia tinggal atau bersosialisasi sehingga menimbulkan gangguan atau ketidaksetujuan dari masyarakat. 

Setiap masyarakat atau kelompok sosial memiliki standar yang berbeda dalam menentukan suatu perilaku apakah termasuk menyimpang atau tidak. Misalnya, di Indonesia pasangan yang belum resmi menikah jika tinggal bersama akan dianggap berperilaku menyimpang, tetapi pada masyarakat Barat tidak dianggap demikian.

Perilaku menyimpang pada remaja dewasa ini lebih mendapat perhatian. Bukan berarti di masa-masa sebelumnya para orang tua tidak pernah memperhatikan perilaku anak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan global ternyata telah mengubah pola pikir dan perilaku individu terutama remaja menjadi jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. 

Kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan remaja sekarang ini telah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Bagaimana tidak? Jika dahulu orang tua hanya dihadapkan dengan masalah-masalah seperti anak yang merokok, mencoba minum alkohol, atau membolos sekolah, maka tidak dengan masa sekarang. Betapa miris kita mendengar banyaknya kasus perkosaan yang dilakukan remaja baik yang masih berstatus siswa maupun mereka yang telah putus sekolah. Bahkan pada beberapa kasus melibatkan anak-anak yang notabene masih duduk di bangku SD. Cukup menggemparkan kah? Ternyata tidak. Baru-baru ini polisi menguak kasus mucikari cilik yang berasal dari Jawa Timur. Gadis belia itu masih berseragam SMP. Tapi jutaan rupiah telah berhasil ia kumpulkan dari menjual "teman-temannya" kepada para pria hidung belang.

Jika kita lontarkan sebuah pertanyaan, "Apa penyebabnya?" Sudah pasti sangat kompleks karena latar belakang kasus satu individu akan berbeda dengan individu yang lain. Namun dapat kita capai beberapa poin, seperti berikut ini.

a. Disharmonisasi keluarga. Keluarga yang broken home dapat menjadi pemicu terbesar bagi seorang anak untuk bertindak menyimpang. Ketika mereka merasa tidak mendapat perhatian penuh dari kedua orang tua, atau mendapatkan tekanan psikologis yang luar biasa berat, maka tindakan-tindakan antisosial dapat menjadi pilihan untuk mengalihkan rasa kesal, kecewa, atau marah.

b. Pelampiasan rasa kecewa. Kekecewaan dapat muncul karena prestasi sekolah yang menurun, konflik dengan orang-orang terdekat, kegagalan meraih sesuatu, dan lain-lain.
c. Subkebudayaan yang menyimpang. Pergaulan atau sosialisasi seorang individu dengan kelompok yang selalu melakukan perbuatan menyimpang dapat menjadi pengaruh besar untuk melakukan penyimpangan serupa. Contohnya, seseorang yang bergaul dengan kumpulan pemuda yang suka berjudi, pesta miras, mencuri, atau gemar tawuran, kemungkinan besar akan ikut melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut.

d. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Beberapa hal dapat menjadikan proses sosialisasi (pembelajaran dan penanaman nilai-nilai sosial) seorang individu menjadi tidak sempurna. Di antaranya kondisi fisik atau mental yang cacat, ketidaksiapan orang tua dalam menanamkan nilai maupun norma, serta tidak ada teladan yang sesuai bagi sang anak.

Di masa sekarang peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk seorang anak menjadi pribadi yang taat norma, tangguh, dan selektif dalam memilih sikap maupun panutan. Perkembangan teknologi begitu memengaruhi pola pikir hingga berdampak pada pola perilaku anak. Bukan sesuatu yang salah jika orang tua membekali anak dengan fasilitas segudang seperti gadget-gadget canggih ataupun peralatan-peralatan mahal untuk kebutuhan sehari-harinya. Namun, adalah suatu sikap yang bijak jika pemberian fasilitas itu diimbangi dengan pengawasan yang penuh tetapi tidak terlalu mengikat kepada sang anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar