Fatin Shidqia, hampir seluruh masyarakat Indonesia
tahu siapa sosok ini. Ia adalah seorang penyanyi yang memenangkan sebuah ajang
pencarian bakat. Fatin adalah fenomena baru di dunia hiburan Indonesia. Bagaimana
tidak? Siswi sebuah sekolah menengah di Jakarta ini berhasil merebut hati para
juri di ajang tersebut bahkan saat pertama kali audisi. Demam Fatin mencapai
puncaknya saat pada grand final beberapa waktu lalu ia sukses mengalahkan
kompetitornya yang notabene adalah penyanyi profesional. Jauh lebih
berpengalaman dibanding Fatin.
Tulisan ini tidak akan membahas tentang kehidupan
pribadi Fatin Shidqia atau pencapaian yang ia peroleh. Namun bagaimana
seseorang yang tidak dikenal masyarakat luas menjadi seorang bintang yang
memiliki banyak fans, dan tentu saja materi berlimpah. Fatin telah mengalami
perpindahan status sosial dan ekonomi. Fatin telah melakukan mobilitas sosial
vertikal naik. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan mobilitas sosial?
Mobilitas berasal dari kata “mobilis” yang artinya mudah dipindahkan.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai definisi mobilitas sosial.
1. Kimball Young
Mobilitas sosial
adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok.
2. William Kornblum
Mobilitas sosial
adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya
dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya.
3. Edward Ransford
Mobilitas sosial adalah
perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.
Mobilitas sosial dibedakan berdasarkan tipe dan berdasarkan ruang lingkup.
1.
Berdasarkan Tipe
a. Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas
vertikal adalah perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Pergerakan dari mobilitas sosial
ini adalah ke atas (vertikal) naik dan ke bawah (vertikal turun).
1)
Mobilitas sosial vertikal naik (social
climbing mobility)
Adalah perpindahan status sosial seorang individu atau kelompok
ke dalam status sosial yang lebih tinggi. Contohnya, karyawan bisa menjadi
manager.
2)
Mobilitas sosial
vertikal turun (social sinking mobility)
Adalah perpindahan
status sosial individu atau kelompok ke dalam status sosial yang lebih rendah.
Contohnya, pengusaha kaya raya berubah menjadi miskin setelah mengalami
kebangkrutan.
b. Mobilitas sosial horizontal
Adalah perpindahan status sosial seorang individu atau kelompok dalam
lapisan sosial yang sederajad. Mobilitas sosial horizontal tidak menimbulkan
pengaruh yang berarti seperti naik atau turunnya pangkat atau skala wibawa
seseorang. Misalnya, seorang pemilik jasa fotocopy menjadi pengusaha loundry.
Contoh lain adalah seorang guru SMA pindah bekerja menjadi guru di SMK.
c. Mobilitas sosial
lateral
Mobilitas sosial lateral adalah perpindahan individu atau kelompok dari
wilayah satu ke wilayah yang lain. Nama lain dari mobilitas lateral adalah
mobilitas geografis.
d. Mobilitas sosial
struktural
Adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi, urbanisasi, pertumbuhan
ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan
jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat. Contohnya, masyarakat agraris beralih
menjadi masyarakat industri.
2.
Berdasarkan
Ruang Lingkup
a. Mobilitas Intragenerasi
/ intergenerasi
Mobilitas sosial yang dialami seorang individu selama masa hidupnya
disebut mobilitas intragenerasi atau intergenerasi. Proses perubahan status
dimulai dari individu tersebut lahir ke dunia sampai akhir hayatnya. Peristiwa
ini dapat dicontohkan perjalanan seorang individu sejak ia menjadi siswa,
mahasiswa, kemudian menyandang gelar sarjana. Setelah itu bekerja menjadi
karyawan, lalu pengangguran karena dipecat. Proses sosial tersebut akan
berlanjut hingga ia meninggal dunia.
b. Mobilitas Antargenerasi
Adalah mobilitas sosial yang dialami dua generasi atau lebih. Mobilitas
antargenerasi terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah dengan
anak, anak dengan cucu, dan seterusnya. Contohnya, Pak Ahmad adalah seorang
guru SD. Dahulu ayahnya hanya seorang petani biasa. Anak laki-laki Pak Ahmad
telah menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri. Itulah yang dimaksud
dengan mobilitas antargenerasi.
Faktor-faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1. Status sosial
Setiap individu berhak
mengubah status sosial yang diterimanya sejak lahir. Terutama jika status yang
melekat padanya tidak cukup membuat puas. Namun sifat sistem pelapisan sosial
di lingkungannya juga akan berpengaruh terhadap usahanya. Pada sistem pelapisan
sosial terbuka, individu memiliki peluang sangat besar untuk melakukan
mobilitas sosial vertikal naik. Akan tetapi jika ia berada di dalam sistem
pelapisan sosial tertutup seperti sistem kasta, maka akan sulit baginya untuk
melakukan mobilitas sosial vertical, bahkan tidak mungkin.
2. Kondisi ekonomi
Mobilitas sosial
dapat dilatarbelakangi oleh keinginan individu untuk meningkatkan taraf
hidupnya karena merasa tidak puas dengan kondisi perekonomiannya. Contohnya,
individu yang ingin melakukan urbanisasi (mobilitas geografis) untuk mencari
pekerjaan di kota besar. Jika tidak memiliki biaya, maka ia tidak akan bisa
melakukannya.
3. Situasi politik
Seorang individu
akan mudah berpindah status jika situasi politik negaranya dalam keadaan aman.
Investasi berkembang dengan mudah dan cepat, usaha-usaha pun dapat berjalan
tanpa gangguan yag berarti. Berbeda halnya dengan Negara yang selalu berperang
seperti Israel dan Palestina, atau negara-negara yang berkonflik dengan
rakyatnya sendiri seperti Libya, Mesir, Tunisia, dan Yaman. Investor asing
enggan menjalin kerja sama ekonomi, masyarakat pun tidak mampu mengembangkan
usaha perekonomiannya.
4. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan
penduduk dapat menjadi faktor pendorong mobilitas sosial ketika tingkat
pertumbuhannya tidak seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan. Seseorang akan
terdorong untuk melakukan mobilitas geografis jika wilayah asalnya dianggap
tidak memberikan lahan penghidupan kepada dirinya dikarenakan jumlah yang
terlalu padat.
5. Keinginan melihat daerah lain
Faktor
ini mampu membuat seseorang melakukan mobilitas sosial lateral sekaligus
vertikal naik. Contohnya, Adi hanya seorang mahasiswa yang memimpikan bisa
melihat Negara Perancis. Keinginan ini
membuat Adi berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa ke Negara tersebut.
Setelah tercapai, Adi telah melakukan dua mobilitas sekaligus. Lateral, yaitu
ia telah berpindah dari Indonesia ke Perancis, dan vertical naik, dari mahasiswa
S1 menjadi mahasiswa S2.
Faktor-faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1.
Perbedaan
ras
Contoh
yang nyata adalah sistem apartheid yang menghambat mobilitas sosial masyarakat
kulit hitam di Afrika Selatan. Golongan kulit putih sebagai ras minoritas melarang
ras kulit hitam berpartisipasi dala pemerintahan, dan tidak memberikan akses
dan ruang yang lebih kepada mereka untuk mengembangkan usahanya.
2.
Deskriminasi
kelas
Hambatan
juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap kelas sosial tertentu.
Contohnya adalah sekolah-sekolah yang hanya menerima siswa dari kalangan
menengah ke atas. Hal ini akan membuat anak-anak dari kalangan menengah ke
bawah tidak bisa menuntut ilmu di sekolah tersebut.
3.
Kemiskinsan
Masyarakat
miskin tidak memiliki akses yang memadai atas sarana informasi dan pendidikan,
sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain, dan dari generasi ke generasi
akan tetap berada pada kelas sosial yang sama. Kemiskinan dapat menghambat
seorang individu meraih pendidikan yang tinggi, atau melakukan mobilitas
geografis ke daerah lain.
4.
Perbedaan
jenis kelamin
Pada
masyarakat yang menganut sistem patrilineal, cenderung menganggap bahwa pria
lebih superior daripada wanita. Ketika seorang wanita menjadi pemimpin,
masyarakat tidak jarang memandangnya dengan sebelah mata dan meragukan
kepemimpinannya. Hal ini akan mempengaruhi pencapaian prestasi, kekuasaan, dan
status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di seluruh dunia.
5.
Pengaruh
sosialisasi yang sangat kuat
Dapat
dicontohkan pada masyarakat Badui Dalam di Banten. Setiap individu dibesarkan
dengan penanaman nilai-nilai sosial yang kuat tentang kearifan lokal di dalam
masyarakat tersebut. Hasil dari proses sosialisasi tersebut adalah masyarakat
Badui Dalam tidak memberikan ruang bagi kemajuan teknologi dan komunikasi
seperti pada masyarakat kota. Mereka khawatir nilai-nilai yang telah lama
dipelihara menjadi pudar dengan adanya perubahan sosial.
Saluran-saluran Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dilakukan masyarakat melalui saluran-saluran dalam
masyarakat. Pitirim A. Sorokin menyebut saluran-saluran tersebut sebagai
sirkulasi sosial (social circulation).
1. Angkatan Bersenjata
Mobilitas sosial dapat dilakukan melalui lembaga Kepolisian atau TNI.
Seorang individu yang berasal dari kelas menengah ke bawah, akan dihargai
dengan pangkat yang tinggi ketika dirinya telah memberikan jasa yang besar
selama bertugas. Melalui peningkatan karir tersebut, mereka dapat memperoleh
kekuasaan dan wewenang yang lebih besar.
2. Lembaga Pendidikan Sosial
Sekolah dianggap sebagai saluran yang paling intensif dan konkret dalam
upaya meningkatkan status sosial. Sekolah dianggap sebagai “social elevator”. Lembaga pendidikan
merupakan salah satu saluran mobilitas yang paling mudah dimasuki oleh berbagai
kelas sosail masyarakat. Gelar pendidikan yang diperoleh seorang seperti
Sarjana, Doktor, atau Profesor juga akan meningkatkan kedudukan sosial orang
tersebut di masyarakat.
3. Lembaga Keagamaan
Agama dianggap sebagai lembaga yang luhur dan penting dalam masyarakat.
Para pemuka agama seperti Ulama, Pendheta, Pastor, dan Biksu selalu menempati
kedudukan tertinggi di lingkungan sosialnya. Bahkan pada masyarakat dengan
sistem kasta, status sosial tertinggi adalah Brahmana atau kaum agama.
4. Lembaga Ekonomi
Individu yang berhasil membangun dan mengembangkan kekuatan ekonominya,
baik swasta maupun milik pemerintah, akan menempati kelas sosial yang tinggi.
Setiap orang pasti memilki keinginan besar untuk tidak hanya menjadi karyawan
biasa di suatu perusahaan, tetapi berjuang untuk menduduki jabatan sekelas
manager atau bahkan direktur. Dengan memiliki perekonomian yang kuat, maka
setiap simbol status sosial dapat dengan mudah diperoleh seperti mobil mewah,
rumah mewah, atau barang-barang ber-merk. Contoh lembaga ekonomi adalah bank,
perusahaan tekstil, home indutry, dan lain sebagainya.
5. Lembaga Politik
Partai politik dapat memberikan peluang besar bagi para anggotanya untuk
menaikan status sosialnya. Apalagi bila individu yang bersangkutan memiliki
kemampuan bernegosiasi, berstrategi, atau yang lainnya.
Prinsip Umum Mobilitas
Sosial Vertikal
Prinsip-prinsip
umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut.
1) Hampir
tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisannya mutlak tertutup, di mana sama
sekali tak ada gerak sosial yang vertikal.
2) Betapapun
terbukanya system lapisan dalam suatu masyarakat tidak mungkin mobilitas sosial
vertikal dilakukan dengan sebebas-bebasnya, sedikit banyak akan ada
hambatan-hambatan. Apabila proses gerak sosial tersebut dapat dilakukan dengan
sebebas-bebasnya, tidak mungkin ada startifikasi sosial yang menjadi ciri tetap
dan umum dari setiap masyarakat.
3) Mobilitas
sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada, setiap
masyarakat mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal.
4) Laju gerak
sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta
pekerjaan adalah berbeda.
5) Berdasarkan
bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang disebabkan faktor-faktor
ekonomis, politik, dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang kontinyu perihal
bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial. Hal ini berlaku bagi suatu negara,
lembaga sosial yang besar, dan juga bagi sejarah manusia.