Minggu, 13 Oktober 2013

KELOMPOK SOSIAL






Apa jadinya jika sejumlah individu yang memiliki kesamaan terus menerus bertemu dalam waktu yang berulang-ulang? Bisa jadi mereka akan membentuk sesuatu yang disebut kelompok sosial. Lalu, apa yang dimaksud dengan kelompok sosial?
Seorang tokoh sosiologi ternama, Soerjono Soekanto, menjabarkan bahwa kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia-manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik, saling memengaruhi, dan didorong oleh kesadaran untuk saling menolong. Namun tidak semua himpunan individu dapat disebut sebagai kelompok sosial. Apa saja syarat suatu himpunan manusia dapat disebut sebagai suatu kelompok sosial?
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dirinya merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2.   Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain.
3.   Ada suatu faktor yang dimiliki bersama seperti persamaan nasib, kepentingan, ideologi, atau tujuan yang sama.
4.   Berstruktur, berkaidah, dan memiliki pola perilaku.
5.   Bersistem dan berproses.

Berikut ini merupakan klasifikasi kelompok sosial yang ada di masyarakat.

1.    Kelompok Sosial Menurut Besar atau Banyaknya Anggota Kelompok

a.     Kelompok Primer

Kelompok primer merupakan suatu kelompok yang para anggotanya saling mengenal secara akrab, hubungan sosialnya bersifat informal, personal, dan total, yang mencakup banyak aspek dari pengalaman hidup seseorang. Kelompok ini memiliki ciri-ciri lain yaitu jumlah anggotanya relatif kecil sehingga masing-masing anggota hubungannya cukup akrab. Contoh kelompok primer adalah keluarga, kelompok persahabatan, atau kelompok arisan.

b.     Kelompok Sekunder

Berbeda dengan kelompok primer, sifat dari kelompok sekunder adalah formal. Selain itu sifatnya segmental atau terpisah-pisah sesuai dengan kepentingan masing-masing anggota. Kelompok ini dibentuk berdasarkan asas kepentingan bersama, namun setiap anggota belum tentu saling mengenal secara personal karena seorang individu tidak berurusan dengan individu lain secara pribadi, tetapi sebagai individu yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Jumlah anggotanya relatif besar. Contohnya adalah komunitas pecinta reptil se-Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), atau Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI).

2.    Kelompok Sosial Menurut Proses Terbentuknya

a.     Kelompok Semu

Kelompok semu disebut juga khalayak ramai, yang artinya kelompok yang bersifat hanya sementara karena terkait oleh kepentingan sesaat dan tidak terorganisasi. Contoh dari kelompok semu adalah kerumunan atau massa.
Bentuk-bentuk dari kerumunan adalah:
1)    Kerumunan yang bersifat sementara (causal crowds)
a)     Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations), contohnya adalah suporter bola yang membuat kerusuhan.
b)    Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), contohnya kerumunan orang yang melihat kabakaran.
c)     Kerumunan penonton (spectators crowds), contohnya penonton konser musik yang berkumpul di lapangan.
2)    Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds)
a)     Kerumunan yang bersifat immoril (immoral crowds), contohnya adalah sekumpulan remaja yang menggelar pesta miras dan perjudian.
b)    Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), contohnya tawuran antar pelajar.
3)    Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
a)     Khalayak penonton talk show atau pendengar formil dalam seminar (formal audience).
b)    Kelompok ekspresif yang telah atau sedang direncanakan (planned expresive group), contohnya kelompok pendemo di depan gedung DPR-MPR.

b.     Kelompok Nyata

Kelompok nyata adalah kelompok sosial yang konsepnya terorganisasi, kehadirannya selalu konstan atau tetap, dan proses interaksi sosial antar anggotanya relatif lebih aktif. Kelompok nyata disebut juga organisasi sosial. Contohnya adalah keluarga luas seperti klan di Batak, bondoroyok di Sunda, serta dadieh di Bali.

3.    Kelompok Sosial Menurut Erat-Tidaknya Ikatan Kelompok

Ferdinand Tonnies membagi masyarakat menjadi dua, yaitu gemenschaft dan gessellschaft.

a.     Gemenischaft (paguyuban)

Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah kesetiakawanan, rasa kesatuan batin, dan kegotongroyongan yang sangat kuat. Kelompok paguyuban diidentikan dengan masyarakat desa. Kelompok paguyuban terbentuk secara spontan dalam jangka waktu yang lama karena adanya ikatan emosional dan kekeluargaan, atau hubungan darah dan kedaerahan yang sama.
Menurut Tonnies, di dalam setiap masyarakat selalu dapat dijumpai salah satu di antara tiga tipe paguyuban, yaitu:
1)    Paguyuban karena ikatan darah, yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya kelompok kekerabatan.
2)    Paguyuban karena tempat, yaitu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal, sehinnga dapat saling menolong. Contohnya rukun warga (RW) atau perkumpulan ibu PKK.
3)    Paguyuban karena ikatan pikiran, yang merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang memiliki ideologi, jiwa, dan pemikiran sama walaupun tidak ada hubungan darah atau tempat tinggalnya berdekatan. Paguyuban semacam ini biasanya tidak sekuat gemeinschaft by blood (karena ikatan darah) dan gemeinschaft by place (karena tempat tinggal).

Paguyuban memiliki beberapa ciri pokok antara lain:
a)     Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra
b)    Private, hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
c)     Exclusive, hubungan tersebut hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain di luar “kita”.

Kelompok paguyuban identik dengan masyarakat pedesaan. Berikut ini adalah ciri-ciri masyarakat pedesaan.

1.     Masyarakat pedesaan lebih erat hubungan sosialnya.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor sistem kehidupan yang atas dasar kekeluargaan.

2.     Hidupnya sangat bergantung pada pertanian yang cara bertaninya masih sangat tradisional dan tidak efisien.
Hal ini disebabkan belum dikenalnya mekanisasi dalam pertanian. Biasanya mereka bertani hasilnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri dan tidak untuk mencari keuntungan lebih. Sistem ini disebut dengan subsitance farming.

3.     Adanya sistem gotong royong dalam lembaga kemasyarakatan.
Pada masyarakat pedesaan tidak dijumpai pembagian kerja berdasarkan keahlian. Namun biasanya didasarkan pada usia, mengingat kemampuan fisik masing-masing sangat berbeda. Selain itu, pembagian kerja juga didasarkan pada jenis kelamin.

4.     Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting.
Orang yang dituakan akan selalu dimintai nasehat atau petuah ketika menemui suatu kesulitan atau masalah.

5.     Ditinjau dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi.
Segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah. Di beberapa desa yang masih terpencil, masih sukar untuk memisahkan antara kedudukan dengan peranan seorang kepala sebagai orang tua, serta sebagai pemimpin adat.

b.     Gessellschaft (patembayan)

Gessellschaft adalah kelompok sosial yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, keanggoatannya didasari oleh perhitungan rasional, berorientasi kepada materi, dan mementingkan status sosial. patembayan selalu diidentikkan dengan masyarakat kota yang ikatan kelompoknya relatif longgar, individualistis, dan selalu mementingkan peningkatan karier. Pada kelompok patembayan, pertentangan-pertentangan yang terjadi antar anggota dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu sehingga suatu persoalan dapat dilokalisasi.

Kelompok patembayan yang sering diidentikkan dengan masyarakat perkotaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1)    Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan kehidupan keagamaan di desa.
Hal ini disebabkan cara berpikir masyarakat perkotaan sudah rasional, didasarkan pada perhitungan eksak, dan berhubungan dengan realita masyarakat. Memang di kota-kota orang juga beragama. Akan tetapi pada umumnya pusat kegiatan hanya tampak di tempat-tempat ibadah seperti gereja, masjid, dan sebagainya.

2)    Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
Yang penting di sini adalah manusia perseorangan atau individu. Masyarakat kota cenderung sukar untuk disatukan dalam keluarga karena perbedaan kepentingan, perbedaan paham politik, perbedaan agama, atau perbedaan prinsip.

3)    Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.
Di kota, tinggal orang-orang dengan aneka warna latar belakang sosial serta pendidikan yang menyebabkan individu mendalami suatu bidang kehidupan khusus.
4)    Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa, karena sistem pembagian kerja yang tegas.

5)    Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.

6)    Mobilisasi yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya factor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

7)    Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di perkotaan. Karena di kota biasanya lebih terbuka dalam menerima pengaruh luar.

4.    Kelompok Sosial Menurut Tujuannya

a.     Formal Group (Organisasi Formal)

Formal group adalah kelompok yang di dalamnya tersusun cara-cara untuk memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha-usaha, yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Kalau suatu organisasi sudah dibentuk, maka diasumsikan kelompok tersebut akan memiliki identitas tersendiri. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat mentaati hak dan kewajiban masing-masing. Usaha-usaha kolektif para anggota organisasi dapat disebut sebagai aktivitas formal karena pada organisasi yang memperjuangkan kepentingan bersama. Contoh dari organisasi formal adalah partai politik, sekolah, PSSI, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah ciri-ciri organisasi yang dibentuk menurut cara-cara birokrasi.
1)    Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi yang merupakan tugas-tugas jabatan.
2)    Posisi-posisi dalam organisasi terdiri dari hierarkhi struktur wewenang, yaitu mulai dari atasan sampai bawahan yang masing-masing bertanggung jawab terhadap tugasnya.
3)    Suatu sistem peraturan menguasai segala keputusan dan pelaksanaan.
4)    Unsur staf yang bertugas memelihara organisasi dan keteraturan komunikasi dalam organisasi.
5)    Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier.

Dengan demikian kelompok formal (formal group) dapat pula diartikan sebagai kelompok-kelompok yang memiliki peraturan tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya.

b.     Informal Group

Berbalik dengan organisasi formal, kelompok informal tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu. Jadi kelompok informal atau informal group merupakan kelompok sosial yang tidak memiliki peraturan, keputusan, dan pelaksanaan yang terorganisasi ataupun bersifat tegas, untuk mencapai tujuan yang implisit atau bersifat informal. Kelompok informal terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang terjadi berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.

5.    Kelompok Sosial Menurut Keanggotaannya

a.     Membership group

Membership group adalah kelompok sosial di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Pada kelompok membership, ukuran utama bagi keanggotaan seseorang adalah interaksinya dengan kelompok tersebut, termasuk para anggotanya. Misalnya Bambang Pamungkas yang menjadi salah satu anggota Tim Nasional Sepakbola. Ketika berlatih dan bertanding, ia berada dalam kelompoknya secara fisik.

b.     Reference group

Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Atau dengan kata lain seorang individu yang bukan anggota kelompok sosial tertentu, mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang diidamkan. Contohnya, seorang laki-laki sangat ingin menjadi polisi. Karena tidak sanggup masuk ke sekolah Kepolisian, ia berperilaku sebagaimana seorang Polisi dan penampilannya pun dibuat serupa.
Dua tipe umum dari reference group adalah :
1)    Tipe normatif, yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seorang individu. Tipe normatif merupakan sumber nilai bagi individu, baik yang menjadi anggota maupun bukan anggota kelompok. Contohnya pejabat yang selalu mengemban amanah rakyat dan selalu jujur karena mengingat perjuangan para pahlawan yang sangat sulit untuk meraih kemerdekaan.
2)    Tipe perbandingan, yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya. Tipe tersebut digunakan sebagai perbandingan untuk menentukan kedudukan seseorang, misalnya status ekonomi seseorang dibandingkan dengan status ekonomi dari orang lain yang berada di lingkungan masyarakat yang sama. 

6.    Kelompok Sosial Menurut Sudut Pandang Individu

a.     In-group

Kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya disebut in-group. Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Dua orang siswa sedang membicarakan sekolah mereka. Ketika yang mereka maksud adalah sekolahnya, maka siswa tersebut akan menyebut “sekolah kita”, namun jika mereka menyinggung sekolah lain maka yang akan disebut adalah “sekolah mereka”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap kelompok sosial adalah in-group bagi anggotanya.

b.       Out-group

Out-group diartikan oleh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan dari in-groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu keinginan yang berwujud antagonisme atau antipati. Kecenderungan yang timbul dari sikap in-group maupun out-group adalah etnosentrisme dan primordialisme. Setiap individu sedikit banyak akan menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sebagai hal yang paling baik dibandingkan dengan kelompok lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar